Rusia Akui Kripto Sebagai Properti Berdasarkan Putusan MA

wearesupreme.com – Akui Kripto Sebagai Properti untuk proses pidana telah secara aktif ditetapkan status hukum mahkamah Agung Rusia, Irina Podnosova, membahas keputusan ini dalam pertemuan bersama para hakim dan Presiden Vladimir Putin. Pertemuan tersebut berlangsung pada 20 Februari 2025 dan dilaporkan oleh kantor berita Rusia, Tass.

Podnosova menjelaskan bahwa penggunaan mata uang kripto dalam perekonomian memicu peningkatan kejahatan. Pelaku kriminal sering memanfaatkan aset digital untuk melakukan kejahatan, menyembunyikan pendapatan ilegal, atau menjadi objek pelanggaran hukum. Oleh karena itu, Mahkamah Agung menyusun inisiatif legislatif untuk mengakui kripto sebagai properti, sehingga aparat penegak hukum dapat lebih efektif menangani kejahatan yang melibatkan aset digital.

Aset digital

Mahkamah Agung Rusia telah menangani kasus terkait kripto sejak beberapa tahun lalu. Pada 2019, pengadilan memutuskan bahwa mengonversi bitcoin menjadi rubel termasuk tindakan pencucian uang jika aset tersebut berasal dari aktivitas ilegal, terutama yang berkaitan dengan narkoba. Keputusan ini memastikan bahwa mata uang kripto tercakup dalam undang-undang anti pencucian uang yang berlaku di Rusia.

Pada 2021, Mahkamah Agung mengakui WMZ, mata uang elektronik dari sistem Transfer Webmoney, sebagai objek hak sipil. Keputusan ini menjadi preseden hukum yang memengaruhi perlakuan hukum terhadap aset digital. Langkah tersebut menunjukkan upaya Mahkamah Agung untuk memasukkan mata uang digital ke dalam sistem peradilan Rusia.

Tindak kriminal

Podnosova mencatat bahwa pola kejahatan di Rusia tetap stabil. Kejahatan properti mencapai 38%, kejahatan kekerasan 24%, dan pelanggaran terhadap keamanan serta ketertiban umum sebesar 24%. Namun, meningkatnya penggunaan mata uang digital dalam aktivitas kriminal mendorong Mahkamah Agung untuk memperjelas definisi hukum aset digital. Dengan menetapkan kripto sebagai properti, otoritas memiliki wewenang untuk melacak, membekukan, dan menyita aset digital yang terlibat dalam aktivitas ilegal.

Sementara itu, insiden keamanan di bursa kripto Bybit memengaruhi harga Bitcoin dan aset digital lainnya. Dalam beberapa jam terakhir, laporan menunjukkan bahwa peretas mencuri aset senilai sekitar USD 1,5 miliar atau Rp 24,45 triliun. Whale Alert melaporkan transfer besar-besaran dari Bybit ke dompet tidak dikenal, termasuk lebih dari 400.000 ETH senilai USD 1,1 miliar.

Setelah menerima aset tersebut, pemilik dompet mulai menukar kripto menjadi stETH dan mETH. ZachXBT, detektif kripto terkenal, mengonfirmasi insiden ini melalui akun Telegram-nya. Hingga berita ini ditulis, Bybit belum memberikan tanggapan resmi. Namun, kabar peretasan telah menyebabkan harga Bitcoin dan altcoin lainnya anjlok.

Langkah Mahkamah Agung Rusia untuk akui kripto sebagai properti menunjukkan komitmen negara ini dalam mengatur aset digital. Keputusan ini diharapkan memperkuat sistem hukum dan melindungi masyarakat dari kejahatan siber yang semakin canggih.

beniss